LEBAK | Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Lebak, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak dan DPRD Lebak, Jumat (12/8/2022).
Aksi tersebut dilakukan lantaran Pemkab Lebak dan DPRD Lebak dinilai terkesan tutup terhadap aktivitas truk muatan pasir basah dan Overload, yang lalu lalang di Jalan Cimarga dan melintas ke jalan Desa Aweh, Pertigaan Rancagawe dan melaku ke arah Madala.
Menurut Mahasiswa, aktivitas truk pasir tersebut mengakibatkan jalan menjadi licin dan berlubang. Sehingga menjadi penyebab banyak pengendara motor yang terjatuh.
“Aksi ini adalah penyampaian aspirasi masyarakat yang resah dengen keberadaan pasir basah. Sebetulnya ini bukanlah isu yang baru, tapi persoalan yang sudah lama kami soroti. Namun, itu tadi, Pemda Lebak dan DPRD Lebak terkesan cuek dan terkesan tutup mata atas kondisi lalu lalang truk muatan pasir basah dan bahkan overload itu,"tegas Sahrul Ketua DPC GMNI Lebak.
"Padahal jelas jelas turk pasir itu membuat pengendara resah, bahkan ada juga yang celaka. Ini salah satu faktor utama yang membuat kami melakukan aksi,”sambung Sahrul.
Sahrul meminta agar pemerintah segera menutup tambang pasir yang membandel. Khususnya yang melakukan muatan truk pasir dengan melebihi kapasitas juga bermuatan pasir basah.
"Kami minta segera ditutup, jika pengusaha pasir terus membandel. Jika masih ada saja yang melintas dengan overload dan bermuatan pasir basah kemudian tidak di tindak, berarti adanya pembiaran. Kami akan terus melakukan pemantauan. Karena, warga banyak yang resah dan rawan kecelakaan,"tandasnya.
Sementara salah satu warga Pertigaan Rancagawe Dewi juga mengaku resah karena truk yang bermuatan pasir tersebut menyebarkan bercik di udara.
"Kadang, ketika saya berkendara jadi debu pasir itu suka ke mata juga. Untung saja tidak terjadi apa apa. Ya, pak, kami minta diterbitkan lah supaya tertata baik. Boleh usaha, tapi jangan merugikan orang lain,"ujarnya.
Asisten Daerah (Asda I) Kabupaten Lebak Alkadri mengaku Pemda Lebak sudah fokus dan berusaha semakimal mungkin dalam menangani dan bertindak terhadap truk muatan pasir tersebut.
"Saya sebagai pemerintah tetap butuh kritisi dari temen-temen mahasiswa, dalam rangka membangun keseimbangan. Tapi kita juga sudah pokus dan sudah berusaha semaksimal mungkin, hanya saja kita lemah karena kekurangan personil, kekurangan waktu dan kekurangan anggaran,"kata Alkadri.
"Kita juga sudah sepakat dengan OPD akan mengupayakan untuk lebih tegas terkait pelanggaran di wilayah-wilayah, khususnya di wilayah tambang pasir,"sambung Alkadri.